Rabu, 09 Juli 2008

sajak

Teringat Gempa

begitu saja kesedihan itu menyerangku
sepagi ini,
ranjangku tibatiba berubah perahu
yang dipukulpukul gelombang

atap rumahku tak lagi ambruk
juga tembok serupa tentarara membusungkan dada
pintu masih seperti hati yang membiarkanku
datang dan pergi
tapi detik itu juga
semua terasa ciut, gemetar dan pucat

terbayang kembali
aku menghitung namanama kenalan
yang tibatiba berdebu
kadang aku sedikit pangling
nama mereka tak terbaca
atau tertimbun
di antara namanama yang lain

sebagian kotaku berubah keranda
selebihnya adalah pelayat yang murung
tanpa baju,
kerudung
kopiah
kaca mata
atau apa saja yang berwarna hitam
karena yang hidup sekalipun
tetap saja terkubur dihitam kesedihan.

Yogyakarta,januari 2008

1 komentar: