Sabtu, 12 April 2008

catatan sajak


Catatan Membanting Pintu
indrian koto

untuk berapa ratus kali lagi
aku membanting pintu
dan pergi dari rumah
lalu dengan santun mengetuk
untuk kembali pulang

bantinglah
bantinglah lebih keras
saat kau marah
maka lukisanmu di rumah ini
akan semakin mengabur
ditiup udara liar yang jahat, katamu

masih tertinggal bunyi
dengusan nafasku lebih cepat
dari detik
dan seakan penghitung waktu
mulai tak berfungsi sebagai mana
mestinya
saat kau pergi, tambahmu

perdebatan melulu itu
bermaafan dengan segala kedunguan
dan aku akan kembali membanting pintu

ah biarlah, tiap masalah
akan menemukan jalannya sendiri.

3 komentar:

  1. haii??
    lam kenal?

    BalasHapus
  2. sejatinya,
    marah itu indah, seindah ucap cinta..
    sejatinya,
    sedih itu bermakna,
    jauh lebih bermakna dari senyum..
    sejatinya,
    tak semua indah itu bahagia,
    dan tak semua kecewa adalah akhir...
    andai dunia ini bisa dibeli,
    dan andai kita punya tangan emas...
    tapi apakah semua itu cukup?
    itulah kenapa kita perlu cinta,
    kita butuh orang lain,
    dan kita butuh mengerti,
    dan menerima...
    karena dunia itu indah,
    seindah pelangi...
    dan tak ada pelangi yang semerah,
    sejingga, sekuning, sebiru, senila, atau seungu...
    itulah hidup, itulah indah, itulah kebahagiaan..
    dan kebahagiaan harus diawali dengan tiga hal : bersyukur, mengerti dan menerima...

    Met menikmati misteri ya...

    BalasHapus
  3. apa masalah bisa diselesaikan sendiri?

    BalasHapus